• Home
  • Pengalamanku Berjualan di Tokopedia

Pengalamanku Berjualan di Tokopedia



 

Tepatnya bulan April 2019, aku buka toko online pertama-ku di Tokopedia.

 

Waktu itu, toko kecilku kubiarkan kosong selama beberapa minggu karena aku masih bingung membuat foto produk yang bagus dan menarik itu bagaimana.

 

Setelah baca-baca, aku akhirnya menemukan referensi cara membuat product photography menggunakan mini studio yang ada lighting-nya.


Aku lalu beli mini studio yang ukurannya kalau ngga salah +_ 40 x 45 cm. Harganya lumayan sih, sekitar Rp295.000,- sudah termasuk ongkos kirim.

 

Pas mini studioku datang, as expected, pekerjaanku jadi bertambah.

 

Weekend aku menjahit. Weekdays sehabis pulang kerja aku motretin produk-produkku pakai hape, ngremove background foto produk supaya putih bersih lalu upload di Tokopedia.

 

Ngga cape semua dikerjakan sendiri?

Melelahkan banget tapi sayangnya mau hire orang belum mampu jadi apalah daya.  

 

Okay, next…  


Satu bulan kemudian, toko kecilku mulai terisi dengan beberapa produk pouch. Kira-kira ada belasan produk lah tapi stocknya baru sebiji, dua biji saja untuk masing-masing produk.

 

Harganya sekitar 25K – 45K.

 

Oh iya, dulu tokoku di Tokopedia belum memiliki fitur gratis ongkos kirim.

 

Kalau ngga salah, aku harus upgrade ke Power Merchant untuk mendapatkan fitur ini yang mana upgrade ke Power Merchant kala itu berbayar setiap bulan.

 

Tentu saja, calon penjual kelas retail dengan modal tipis-tipis seperti aku ngga sanggup untuk membayar biaya langganan jadi aku pasrah saja sih dengan badge merchant biasa tanpa fitur ongkos kirim gratis.

 

Plus point-nya adalah saat itu Tokopedia ada fitur iklan gratis. Kita bisa up beberapa produk kita di halaman terdepan pencarian menggunakan fitur ini setiap 4 jam sekali.

 

Tentu saja aku ngga melewatkan fitur ini. Aku rajin banget up produkku pakai fitur iklan gratis di Tokopedia. Tapi mungkin baru satu bulan aku pakai, fitur ini dihilangkan sama Tokopedia. Sedih ngga tuh, haha.

 

Untungnya aku ngga berekspektasi tinggi ketika membuka toko online di Tokopedia karena aku pernah buka toko di Etsy dan ngga ada yang beli setelah berbulan-bulan memajang produk handcraftku di sana. Fee sekian dollar pun juga sudah habis tapi ngga ada return karena ngga laku. 


Belajar dari sini, aku ngga ngarep-ngarep banget produk handcraft-ku laku di Tokopedia.

 

Intinya sih kalau ada yang beli, aku bersyukur. Kalau ngga, ya tetap harus berusaha dan ngga boleh kecewa.

 

Terus, habis itu gimana?

 

Ini turning point-nya.

 

Kira-kira 3 atau 4 bulan kemudian, aku dapat notifikasi via email kalau ada yang beli pouch di Tokopediaku. Waktu itu customer pertamaku ini beli pakai kurir JNE dan tentu saja ngga gratis ongkir.

 

Rasanya antara seneng campur ngga percaya gitu. Like seriously? Finally ada yang beli?!

 

Aku langsung buka tuh aplikasi Tokopedia. Aku cek dan ternyata beneran ada yang beli! Kebayang dong gimana senengnya aku 🥺.

 

Setelah itu jualan laris?

 

Hm. Engga juga sih.

 

Setelah my first sale itu, aku hanya bisa menjual mungkin satu atau dua produk saja per bulan.


Mungkin karena selain produkku masih sedikit, ongkos kirimnya ngga gratis dan rata-rata harga produk handcraft seperti produkku juga lebih tinggi dibandingkan dengan harga produk buatan pabrik.

 

Apalagi tokoku masih baru banget pasti kalah di halaman pencarian dan kalaupun muncul belum dapat TRUST dari para pengguna Tokopedia. Jadi ya aku menyadari sih, semuanya berproses dan butuh waktu.

 

Tapi jujur, dari ngga ada sampai ada yang beli meskipun baru satu atau dua produk saja itu rasanya bahagia banget. 

 

Seperti itu sampai kapan?

 

Hm, aku lupa tepatnya sampai kapan ya tapi one day, Tokopedia mengubah kebijakan tentang Power Merchant.

 

Untuk mendapatkan badge Power Merchant, penjual ngga perlu lagi berlangganan tiap bulan. Fee Power Merchant akan dipotong sekian persen dari hasil penjualan per produk, yang mana menurutku sebagai penjual dengan pendapatan kecil, lebih fair.

 

Long story short, aku langsung apply sebagai Power Merchant dan aktivasi bebas ongkir. Penjualan sedikit demi sedikit mulai meningkat dan sekarang badge toko online-ku di Tokopedia adalah Power Merchant Pro. Semoga sih, ngga turun level 😌.

 

Ini aku share screenshot level Power Merchant Pro di Tokopedia, yah. 


 

Nhah, ini paket keuntungannya:

 

 

Kalau yang ini perbandingan biaya layanan antara Power Merchant versus Power Merchant Pro. Yang warna hijau adalah biaya layanan Power Merchant Pro. 

 


Untuk informasi lengkap tentang Power Merchant Pro, kamu bisa cek langsung di sini: Skema Keanggotaan Power Merchant Pro di Tokopedia.


Kenapa pilih Tokopedia?

 

Hm, logika saja sih.

 

Tokopedia termasuk salah satu marketplace paling besar di Indonesia. Penggunanya banyak = potensi calon customer juga banyak, kan.

 

Aku juga sering belanja online di sana. Mobile app nya user-friendly. Ngga banyak spam juga di feeds nya. Jadi ya, aku akhirnya buka toko pertamaku di sana.

 

Pernah ngga dapat customer nyebelin?

 

Sejauh ini belum pernah dan aku harap ngga akan pernah.

 

Wah, kok bisa?

 

Menurutku kuncinya adalah sabar dan berkomunikasi dengan baik.

 

Aku selalu berusaha untuk merespons cepat pertanyaan-pertanyaan pre-sale dan after-sale dari customer – sebanyak apapun pertanyaannya.

 

Kalau ada komplain, aku percaya semua bisa diatasi asalkan kita bisa berkomunikasi dengan baik sama customer.

 

Kalau ada saran, aku tampung buat jadi bahan referensi supaya lebih baik ke depannya.

 

Tapi pernah ada yang komplain ngga? 


Pernah.  

 

Jelasin boleh?

 

Jadi semua produkku sudah lengkap deskripsinya baik dari ukuran maupun dari material yang dipakai. 

 

Lalu, one day, ada customer yang komplain tentang kait berbahan antigold di produk yang dia order. 

 

Kurang lebih, customernya bilang kalau kait antigoldnya ada bercak hitam padahal aslinya memang materialnya terbuat dari bahan besi tembaga yang mana finishingnya dibakar jadi warna kuning emasnya sedikit kehitaman.

 

Kalian bisa googling kait antigold bakar. Ya, kira-kira itulah yang dikomplain. 


Terus gimana?

 

Aku kasih pengertian tentang kait antigold tersebut ke customer dan mengirimkan kait pengganti. Biaya ongkos kirim aku yang menanggung.


Ngga rugi? 

 

Engga plus aku punya prinsip "Happy Customers, Happy Seller" 😄. 


Ada pesan-pesan ngga buat yang mau mulai berjualan online?

 

Aku masih pemula sih jadi mungkin bukan orang yang tepat untuk ngasih advice. Tapi berdasarkan pengalamanku, menjaga kualitas produk itu nomor satu. Selain itu, kita juga harus sabar dan komunikatif, jangan judes. 

 

Coba kita pikir, penjual ramah saja belum tentu jualannya laku apalagi yang judes, ya ngga sih? Karena sebagai customer, aku sendiri biasanya akan mundur teratur kalau ada penjual judes, galak hehe. 

 

Jadi, kesimpulannya kamu suka ngga berjualan di Tokopedia?

 

Yes. Aku merasa cocok sih dengan sistem jual-beli di Tokopedia. 

 

Banyak sellers yang mungkin ngga suka dengan sistem fee sekian persen dari Tokopedia untuk setiap penjualan produk dan layanan bebas ongkir tapi menurutku sistem ini fair play banget.

 

Bayangkan kita bikin website sendiri untuk jualan, aku yakin akan butuh tenaga extra buat meyakinkan orang awam untuk mampir melihat website dan produk kita. 

 

Ngga hanya itu, kita juga butuh uang yang banyak untuk biaya hosting dan maintenance. Aku pernah punya website (Wordpress). Aku urusin sendiri dari mulai bikin konten sampai ke maintenance CPanel nya and one day websiteku terkena malware - aku langsung migren berat sodara-sodara haha.

 

Jadi aku sih pilih berjualan di marketplace, salah satunya ya di Tokopedia. 


Lagipula, kalau fee dari Tokopedia masih dirasa mahal, kamu bisa pakai trick menaikkan margin alias menaikkan harga produk supaya bisa meng-cover fee penjualan produk dan fee bebas ongkir sesuai dengan target keuntunganmu.

 

Oh ya, satu lagi yang bikin aku suka berjualan di Tokopedia adalah Tokopedia beberapa kali memberiku gratis saldo TopAds yang jumlahnya lumayan amazing. Tentunya ini sangat membantu toko online-ku yang masih super mini ini untuk bisa dikenal lebih banyak pengguna Tokopedia 😘.


Baiklah teman, sementara pembahasan tentang pengalaman berjualan di Tokopedia ini dulu ya. Nanti akan aku tambah kalau ada cerita-cerita baru.  


Next, aku akan tulis tentang pengalamanku berjualan di Shopee, so stay tuned dan terima kasih banyak sudah membaca! 💕

Post a Comment

Recent Posts

[latest][5][recentright]